![]() |
PC Pagar Nusa Tebo, foto : Cak Rifin |
TEBONETIZEN.COM, - Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025 dengan tema “Siaga Bela Kiai, Jaga Pesantren, Bela Negeri,” Pimpinan Cabang (PC) Pagar Nusa Kabupaten Tebo menggelar apel pasukan dan latihan gabungan di Pondok Pesantren Modern Cendekia Qur’ani, Kelurahan Tebing Tinggi, Kecamatan Tebo Tengah, Minggu (19/10/2025).
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi resmi Pimpinan Pusat Pagar Nusa melalui surat bernomor 712/PP-IV/A-1/A-I/X/2025 tentang Gelar Pasukan dan Latihan Gabungan Pagar Nusa.
Apel dipimpin langsung oleh Pembina Pagar Nusa Cabang Tebo, Kyai Husni Mubarok yang juga Pengasuh Ponpes Modern Cendekia Qur’ani.
Turut hadir Sekretari
s PCNU Tebo Gus Sukron, anggota kehormatan Gus Muhubin, para pengurus cabang, jajaran pelatih, serta seluruh anggota Pagar Nusa se-Kabupaten Tebo.
Dalam kesempatan tersebut, dibacakan Amanat Ketua Umum PP Pagar Nusa, Gus Nabiel, yang menegaskan bahwa santri memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga marwah kiai dan pesantren.
Beliau mengutip dawuh Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari dalam kitab Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim:
“Keberkahan ilmu hanya akan turun kepada murid yang memuliakan gurunya dan menjaga kehormatan para gurunya.”
Menurut Gus Nabiel, dawuh tersebut menjadi fondasi kehidupan santri. Tanpa rasa hormat kepada kiai, ilmu akan kehilangan keberkahannya, dan tanpa penjagaan terhadap pesantren, runtuhlah benteng peradaban bangsa.
Gus Nabiel juga menyoroti berkembangnya narasi negatif yang menuduh pesantren sebagai penghambat kemajuan umat. Ia menegaskan bahwa tudingan itu sangat keliru.
“Pesantren justru menjadi pusat lahirnya ulama, pejuang kemerdekaan, pendidik bangsa, serta penjaga akhlak umat. Jika Islam di Indonesia diterima sebagai kekuatan yang damai dan moderat, pesantren adalah pilar utamanya,” jelasnya.
Ia menambahkan, kemarahan santri bukanlah amarah yang merusak, melainkan bentuk cinta yang dikendalikan oleh adab dan diarahkan oleh komando.
“Santri marah bukan untuk menebar kebencian, tetapi untuk menjaga kehormatan agama dan para kiai,” tegasnya.
Semangat Resolusi Jihad dan Loyalitas Pagar Nusa Gus Nabiel mengingatkan bahwa Hari Santri bukan hanya seremoni tahunan, melainkan pengingat akan Resolusi Jihad 22 Oktober 1945.
Saat itu para kiai dan santri berjuang mempertahankan kemerdekaan dengan keberanian dan keikhlasan.
“Jika dahulu santri mengangkat bambu runcing melawan penjajah, maka hari ini Pagar Nusa mengangkat kesiapsiagaan moral dan spiritual melawan penjajahan baru, penjajahan terhadap martabat kiai, pesantren, dan nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah,” ujarnya.
Lima Pesan Ketua Umum PP Pagar Nusa untuk Seluruh Pasukan :
1. Pegang teguh komando. Gerak satu, niat satu, langkah satu. Loyalitas adalah wujud ketaatan kepada kiai dan organisasi.
2. Jaga adab dan disiplin. Kekuatan Pagar Nusa terletak pada ketertiban dan akhlak santrinya.
3. Fokus menjaga kiai dan pesantren. Pesantren adalah sumber keberkahan dan benteng jati diri bangsa.
4. Sampaikan aspirasi secara tertib dan beradab. Setiap gerakan harus membawa ketenangan bagi masyarakat.
5. Pastikan seluruh kegiatan Pagar Nusa menciptakan rasa aman dan damai.
“Pagar Nusa bukan sekadar warisan sejarah, tapi sejarah yang terus bergerak. Loyalitas kita bukan ucapan, melainkan kesediaan menjadi benteng hidup kapan pun komando diturunkan,” tegas Gus Nabiel menutup amanatnya.
Kegiatan gelar pasukan dan latihan gabungan Pagar Nusa Tebo menjadi simbol kesiapan santri dalam menjaga marwah pesantren, kiai, dan NKRI.
Dengan semangat Bela Kiai, Jaga Pesantren, Bela Negeri, para pendekar Pagar Nusa di Kabupaten Tebo siap menjadi benteng akhlak bangsa dan penjaga peradaban Islam Nusantara. (CakRifin-TN)