Gelar Sosialisasi Parenting, Mahasiswi PG PAUD UNJA Sampaikan Tips Mendidik Anak serta Reward dan Hukuman Tepat dari Orangtua

Gelar Sosialisasi Parenting, Mahasiswi PG PAUD UNJA Sampaikan Tips Mendidik Anak serta Reward dan Hukuman Tepat dari Orangtua

Mahasiswi FKIP PG PAUD Universitas Jambi, foto : Ist


TEBONETIZEN.COM - Kupas teknik pola pembelajaran dengan reward dan hukuman yang tepat untuk anak, Mahasiswa FKIP PG PAUD Universitas Jambi (UNJA) gelar sosialisasi parenting gaungkan menjadi orangtua yang bijak dan adil dalam mendidik anak. 


Orang tua merupakan sosok yang paling berpengaruh dalam kehidupan anak. Orang tua tidak hanya bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosional, dan intelektual anak, tetapi juga untuk membentuk karakter, nilai, dan etika anak.


Oleh karena itu, orang tua harus bersikap bijak dan adil dalam mendidik anak agar anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri, kooperatif, dan berkontribusi positif bagi masyarakat.


"Bijak dan adil dalam mendidik anak berarti orang tua dapat memberikan kasih sayang, perhatian, bimbingan, dan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi anak," ujar Santika Ayu Ningrum selaku Narasumber dalam kegiatan tersebut. 


Menurutnya, orangtua juga dapat memberikan batasan, aturan, dan konsekuensi yang jelas, konsisten, dan proporsional bagi anak. Selain itu, orang tua juga dapat menghargai, mendengarkan, dan menerima anak apa adanya tanpa membeda-bedakan, membanding-bandingkan, atau memaksakan kehendaknya.


Lanjutnya, ada beberapa manfaat dari bersikap bijak dan adil dalam mendidik anak yakni :


1. Anak akan merasa dicintai, dihargai, dan dihormati oleh orang tua. Hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri, harga diri, dan motivasi anak dalam belajar dan berkembang.


2. Anak akan belajar menghormati, menghargai, dan mengerti orang lain. Hal ini akan membantu anak dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.


3. Anak akan belajar mengendalikan diri, bertanggung jawab, dan berdisiplin. Hal ini akan membantu anak dalam mengatasi tantangan, masalah, dan konflik yang dihadapi dalam kehidupan.


4. Anak akan belajar mengembangkan bakat, minat, dan kreativitasnya. Hal ini akan membantu anak dalam mengeksplorasi dan menemukan potensi dirinya.



Selain itu, rekan sejawatnya, Anggun Rianti, juga ikut menyampaikan beberapa tips untuk orang tua agar dapat bersikap bijak dan adil dalam mendidik anak pada kesempatan tersebut, menurutnya tipsnya meliputi ;


1. Mengenal karakteristik, kelebihan, kekurangan, dan kebutuhan anak. Orang tua dapat mengamati, berkomunikasi, dan berempati dengan anak untuk memahami kondisi dan perasaannya.


2. Menyesuaikan pola asuh dengan usia, tahap perkembangan, dan situasi anak. Orang tua dapat menerapkan pola asuh demokratis yang memberikan keseimbangan antara kebebasan dan keterlibatan, serta antara otoritas dan kerjasama dengan anak.


3. Memberikan contoh yang baik dan positif bagi anak. Orang tua dapat menjadi panutan dan teladan bagi anak dalam hal sikap, perilaku, dan nilai-nilai yang ingin ditanamkan pada anak.


4.  Memberikan pujian, penghargaan, dan dorongan yang tepat bagi anak. Orang tua dapat mengakui, mengapresiasi, dan memotivasi usaha dan prestasi anak tanpa terlalu memuji atau mengkritiknya.


5. Memberikan kritik, saran, dan koreksi yang konstruktif bagi anak. Orang tua dapat memberikan masukan, arahan, dan solusi yang membantu anak memperbaiki kesalahan dan kekurangannya tanpa menyalahkan atau merendahkannya.


6. Memberikan kesempatan, ruang, dan waktu bagi anak untuk belajar dan berkreasi. Orang tua dapat memberikan fasilitas, sumber daya, dan lingkungan yang mendukung anak dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan bakatnya.


7. Memberikan tanggung jawab, tugas, dan peran yang sesuai bagi anak. Orang tua dapat memberikan kesempatan dan tantangan yang mendorong anak untuk mandiri, berinisiatif, dan berkontribusi dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.


Kemudian, Ratumas Sinta Naila juga menerangkan bahwa reward dan hukuman adalah dua strategi yang sering digunakan oleh orang tua dalam mendidik anak. Menurutnya, Reward adalah hadiah yang diberikan kepada anak ketika ia menunjukkan perilaku yang baik, prestasi yang memuaskan, atau kemajuan yang signifikan.


"Sedangkan Hukuman adalah sesuatu yang tidak menyenangkan yang diberikan kepada anak ketika ia melakukan kesalahan, pelanggaran, atau perilaku yang tidak diinginkan," katanya. 


Dikatakannya, adapun tujuan dari pemberian reward dan hukuman adalah untuk memotivasi, mengarahkan,dan mengontrol perilaku anak agar sesuai dengan harapan dan nilai-nilai orang tua.


Namun, apakah pemberian reward dan hukuman selalu efektif dan tepat dalam mendidik anak? Menurut beberapa ahli, reward dan hukuman memiliki dampak positif dan negatif bagi perkembangan anak.


Dampak positifnya adalah:

1. Reward dapat meningkatkan rasa percaya diri, harga diri, dan kebahagiaan anak. Anak akan merasa dihargai, diakui, dan dicintai oleh orang tua. Reward juga dapat menstimulasi anak untuk berprestasi lebih baik lagi di masa depan.


2. Hukuman dapat mengajarkan anak tentang konsekuensi dari tindakannya. Anak akan belajar bahwa ada hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, serta ada batasan- batasan yang harus dihormati. Hukuman juga dapat mencegah anak untuk mengulangi kesalahan atau pelanggaran yang sama.


Dampak negatifnya adalah:

1. Reward dapat menimbulkan ketergantungan, manipulasi, dan kompetisi yang tidak sehat. Anak dapat menjadi tergantung pada reward untuk melakukan sesuatu, dan tidak memiliki motivasi intrinsik yang berasal dari dirinya sendiri.


Anak juga dapat mencoba memanipulasi orang tua untuk mendapatkan reward yang diinginkannya, atau merasa iri dan bersaing dengan anak lain yang mendapatkan reward lebih banyak atau lebih baik.


2. Hukuman dapat menimbulkan rasa takut, marah, dan benci. Anak dapat merasa takut, marah, dan benci terhadap orang tua yang memberikan hukuman, dan tidak mengerti alasan di balik hukuman tersebut. Hukuman juga dapat merusak hubungan antara orang tua dan anak, serta mengganggu perkembangan emosional dan sosial anak.


Oleh karena itu, orang tua perlu bijak dan adil dalam memberikan reward dan hukuman kepada anak. Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan oleh orang tua:


1. Berikan reward dan hukuman yang sesuai dengan usia, perkembangan, dan situasi anak. Orang tua harus memahami karakteristik, kebutuhan, dan potensi anak, serta menyesuaikan reward dan hukuman yang diberikan dengan usia, perkembangan,dan situasi anak. Reward dan hukuman yang terlalu besar atau terlalu kecil, terlalu sering atau terlalu jarang, dapat menimbulkan dampak negatif bagi anak.


2. Berikan reward dan hukuman yang berkaitan dengan perilaku anak, bukan dengan pribadi anak. Orang tua harus membedakan antara perilaku anak yang baik atau buruk, dengan pribadi anak yang baik atau buruk. 


Hal senada juga disampaikan, Fadia Nadila bahwa Reward dan hukuman yang diberikan harus berfokus pada perilaku anak, bukan pada pribadi anak. 


Menurutnya, orang tua harus menghindari memberikan reward atau hukuman yang bersifat umum, seperti "Kamu pintar" atau "Kamu bodoh", tetapi lebih spesifik, seperti "Kamu berhasil menyelesaikan soal matematika" atau "Kamu tidak boleh memukul adikmu".


3. Berikan reward dan hukuman yang bersifat positif, bukan negatif. Orang tua harus memberikan reward dan hukuman yang bersifat positif, yaitu yang dapat meningkatkan perilaku yang diinginkan, bukan yang bersifat negatif. 


Reward yang bersifat positif, seperti pujian, penghargaan, atau hadiah, dapat memberikan dorongan dan kepuasan kepada anak. Hukuman yang bersifat positif, seperti penjelasan, nasihat, atau tugas tambahan, dapat memberikan pembelajaran dan perbaikan kepada anak. 


"Orang tua harus menghindari memberikan reward atau hukuman yang bersifat negatif, seperti ancaman, hinaan, atau kekerasan, yang dapat menimbulkan ketakutan, kemarahan, atau kebencian kepada anak," tutupnya. 


Diketahui, ke empat Mahasiswa FKIP PG PAUD UNJA ini merupakan mahasiswa dibawah binaan dosen pengampu, Dr. Indryani, S.Pd, M.Pd.I dan Winda Sherly Utami, M.Pd (Red-TN).

Baca Juga:

Untuk Anda