Isak dan Tangis, Akhirnya Wisuda Dengan Kursi Roda

Isak dan Tangis, Akhirnya Wisuda Dengan Kursi Roda


TEBONETIZEN.COM - Kisah haru seorang istri dalam kondisi sakit, namun tekat niat yang kuat untuk mempersembahkan selembar ijazah kepada orang tuanya dengan kursi roda serta menggunakan toga lengkap.

Nutrian Dini Afrianti, S.Pd buah hati dari pasangan Wastap dan Maisuryani telah menyelesaikan gelar sarjananya dan resmi menyandang gelar S.Pd, namun proses ia menempuh gelarnya juga tidak mudah, mulai dari waktu, materi dan keluarga yang harus ia fikirkan, anak seorang petani yang berpenghasilan pas - pasan tak pernah membuat dirinya malu dan putus asa dalam meraih cita - cita, nyambil kerja ia lakoni demi menuntaskan gelar sarjana pendidikan.

Dini sebelumnya layaknya seperti orang pada umumnya sehat kuat untuk berjalan, namun 3 hari sebelum wisuda Dini menderita keram perut sehingga mengharuskan dirinya dirawat dirumah Sakit Umum Sultan Thaha Tebo, sakit yang dideritanya hingga membuat kakinya sakit, besok paginya merupakan hari yang ia nanti - nantikan selama 4 tahun ini, namun keadaanya yang sakit membuatnya tidak akan bisa mengikuti wisuda tersebut, ayah dan ibunya juga melarangnya untuk mengikuti wisuda tersebut, keinginan Dini pun juga dilarang oleh Suaminya Solikhin agar ia lebih memikirkan kesehatannya dulu.

Tidak sampai disitu saja, petugas kesehatanpun melarang keras bahkan mengancam dirinya, jika Dini keluar dalam perawatan dokter maka tidak menjadi tanggungjawab dokter jika terjadi apa - apa terhadap dirinya, sehingga iapun harus membuat surat pernyataan pulang paksa atas kemauan dirinya sendiri, namun hal inipun tidak membuat dirinya down dan surut untuk memperjuangkan keinginannya.

Tak seorangpun yang bisa menghalangi keinginan Dini untuk mengikuti wisuda yang mungkin sekali dalam seumur hidupnya, bahkan pembaca sendiri akan berkesimpulan bahwa Dini terlalu keras kepala, tetapi apa sebenarnya yang ingin ia buktikan, tidak lain adalah hanya ingin menunjukkan dan memberikan kepada sang ayah dan ibu sesuatu yang menjadi kebanggaan ayah dan ibunya.


"Dini hanya ingin mempersembahkan dan menunjukkan ijazah yang Dini terima kepada ayah dan ibu, karena ini adalah kebanggan ayah dan ibu, Dini telah menjadi seorang sarjana yang Dini inginkan, keringat ayah dan ibu yang bercucuran tak kenal lelah hanyan untuk Dini bisa menggapai impian, dan suatu kebanggan bagi Dini bisa mempersembahkan ini kepada ayah dan ibu diatas podium dengan menggunakan toga lengkap, ayah, ibu izinkan Dini untuk mengikuti wisuda, walaupun menggunakan kursi roda, memohon dengan sangat" jelas Dini kepada sang ayah dan ibu panjang lebar seraya meneteskan air mata hingga tersedu, ayah dan ibunya beruraian air mata, sedih haru, bahagia bercampur aduk.

Tak tahan dan tak tega orang tuanya pun akhirnya mengizinkan sang anak untuk mengikuti wisuda menggunakan kursi roda, tak ada kata yang ingin diucapkan lagi hanya doa yang bisa ayah dan ibunya berikan mengiringi wisuda Dini, demi masa depannya, hal yang sama dirasakan Solikhin (suami) memapah sang istri keatas kursi roda dan mendorongnya kedepan untuk menerima gelarnya sebagai sarjana pendidikan.

Ketika kita menyimak cerita diatas sangat menyentuh perjalanan dan perjuangannya dalam meraih cita - cita. (Red-TN)
Baca Juga:

Untuk Anda